Wednesday, February 1, 2012

Menjadi Ibu Guru itu susah susah gampang

Hari ini 1 Februari 2012.
Sudah hampir 5 bulan saya mengajar menjadi Guru di sebuah SD di Jakarta yang letaknya di perkampungan.
Hahahaha ga kerasa juga yah dari bulan September 2011 sampe sekarang bisa juga ternyata saya menjadi seorang guru. Saya diberikan kepercayaan untuk menjadi wali kelas 2 SD. Seperti yang kita ketahui, kalo di SD itu wali kelas  berarti mengajar seluruh mata pelajaran mulai dari IPA, IPS, Bahasa Indonesia, Matematika, PKN, Pendidikan Lingkup Budaya Jakarta (PLBJ), Seni Budaya dan Kesenian (SBK). Kecuali untuk pelajaran Agama Islam dan Bahasa Inggris ada guru bidang studinya.

Masih inget banget di bulan September 2011 itu, hari pertama saya mengajar adalah hari Senin dan seluruh anak diwajibkan mengikuti upacara bendera terlebih dahulu. Pukul 7.30 upacara selesei, betapa nervousnya saya karena sebentar lagi saya harus memperkenalkan diri kepada anak-anak di kelas II-A dan mencoba mengajar pelajaran Bahasa Indonesia di pelajaran pertama.

Tentu saja saya sudah menyiapkan diri sehari sebelumnya, saya sudah mengajak suami untuk ngubek2 Gramedia mencari segala macem buku-buku pelajaran kelas 2 SD.
Sampai-sampai saya tulis semua materi yang akan saya sampaikan besok (padahal ini hanyalah pelajaran Bahasa Indonesia) yang materinya adalah membuat siswa dapat memahami sebuah cerita pendek. Setelah membeli beberapa buku latihan soal-soal dan membaca beberapa buku pelajaran kelas 2. Saya pun merasa siap dalam pikiran saya 'ah GAMPANG lah, pelajaran anak kelas 2 SD, cingcay lah cingcay'.

Kriiiiiiiiiing, akhirnya bel berbunyi tanda pelajaran pertama akan dimulai. Saat pertama masuk kelas, saya ditemani oleh guru Bahasa Inggris yang juga merupakan sepupu saya. Dialah orang yang secara terus menerus menerus terus terusan membujuk saya berjuta ribu kali agar saya membantunya menjadi guru di SD ini, sampe akhirnya saya "meng-IYA" kan. Ketika akhirnya saya menyadari, bahwa sepupu saya itu guru Bahasa Inggris yang hanya mengajar pelajaran Bahasa Inggris, sedangkan saya adalah wali kelas yang harus mengajarkan seluruh mata pelajaran <OH MAY GOD>.

Sampai di kelas saya diperkenalkan kepada seluruh anak-anak kelas II-A, dan sepupu saya segera meninggalkan saya sendirian di ruang kelas itu. Hihihihi... Saya masih ingat kalo pada saat itu saya SUPER GROGI, sebanyak 20 anak memandangi saya dari atas sampe bawah. Ya itu memang hanya perasaan saya saja, karena seingat saya dulu ketika saya masih sekolah, setiap guru yang masuk kelas pasti akan saya perhatikan mulai dari ujung kepala sampe ujung kaki, walaupun tidak berani berkomentar apapun.

Satu persatu anak memperkenalkan diri, saya berusaha dengan keras menghapal semua nama-nama mereka. Di hari pertama itu hanya beberapa anak yang saya hapal karena namanya persis nama teman saya, atau karena penampilannya cukup unik di mata saya.

Pelajaran Bahasa Indonesia menjadi pembuka saya, mereka semua membaca cerita pendek di dalam buku cetak B. Indonesia, sebenernya saya ingin mengetahui kemampuan mereka dalam membaca dan memahami teks. Benar saja tidak semua anak sudah fasih dalam membaca, beberapa ada yang masih di eja ada yang masih terbata-bata malah ada juga yang mengira-ngira itu bacanya apa. Seperti ada teks : "Ibu MENC..."karena dia sudah baca sampe MENC... maka kadang dia lanjutkan sendiri dan dia bingung sendiri dengan kata selanjutnya. IBU MENCUCI BUKU, padahal yang tertulis adalah Ibu Mencari Buku di atas lemari.

Pelajaran terakhir adalah Matematika menjumlah dan mengurangi hingga angka 500, ternyata mengajari anak berhitung itu bukan hal yang gampang. Mereka masih suka keliru dalam membaca angka misalnya 308 (tiga ratus delapan) menjadi tiga ratus kosong delapan :( saya yang awalnya menganggap enteng" cingcay pun merasa frustasi karena kemampuan anak dalam satu kelas itu beda-beda. Ada yang cepet nerima, ada yang lambat, ada yang bengong, ada yang sukanya jalan-jalan, ada yang sukanya teriak2, ada yang diem ajah.

Ternyata materi yang gampang itu, ya gampang bagi kita yang udah ngerti nah bagaimana menjadi seorang guru yang harus menyampaikan ilmunya agar seluruh anak-anaknya mengerti, padahal di dalam kelas ada berbagai tipe anak. < inilah yang masih saya cari trik n trik nya sampe sekarang ini.

Ya begitulah kira-kira cerita saya mengajar di hari pertama. Hahahahaah...

sekian dulu deh. ntr dilanjutin lagi, masih banyak keseruan keseruan saya dalam mengajar. :)

No comments: